Minggu, 25 Maret 2018

Penguji Ultrasonik

Penguji Ultrasonik

pengujian Ultrasonic

Pengujian terhadap Sambungan Las pada Tiang Pancang

Tujuan pengujian ultrasonic adalah melakukan pengujian terhadap kualitas las yang digunakan untuk menyambung dua pipa tiang pancang. Pengujian
dilakukan dengan standart ANSI/AWS.DI.I (Structural Welding Code, 2002 Edition) dan Ultrasonic Examination Procedure for Steek Structure. (Doc No: UT22 HH).
Pengujian dengan menggunakan satu unit pesawat Ultrasonic model USK 7
Krautkramer dengan dilengkapi probe normal, probe sudut 70ยบ Block kalibrasi V1 dan V2. Coupant yang digunakan adalah CMC. Pengujian material dengan metode ultrasonic digunakan gelombang transversal maupun longitudinal. Kedua gelombang tersebut dibangkitkan oleh suatu probe (transduser) yang juga berfungsi sebagai penerima gelombang.
Prisip dasar pengujian sambungan las tiang pancang dengan adalah dengan ultrasonic test merambatkan gelombang ultrasonic ke dalam material yang akan diuji melalui transducer probe.Apabila gelombang tersebut mengenai bidang yang tegak lurus dengan arah gelombang, maka akan dipantulkan kembali dan diterima oleh transducer probe dalam bentuk pulsa pada layar CRT (monitor ultrasonic) yang merupakan pulsa cacat (defecta) atau pulsa pantulan balik dari dinding belakang.
Pengujian Beban pada Tiang Pancang Baja
PDA test bertujuan untuk memverifikasikan kapasitas daya dukung tekan pondasi tiang pancang terpasang. Dari hasil-hasil pengujian akan didapatkan informasi besarnya kapasitas dukung termobilisir dengan faktor keamanan 2, dan dipakai untuk menilai apakah beban kerja rencana dapat diterima oleh tiang terpasang.
Pelaksanaan
Pengujian dilaksanakan sesuai ASTM D-4945, yang dilakukan dengan memasang dua buah sensor yaitu strain transduser dan accelerometer transduser pada sisi tiang dengan posisi saling berhadapan, dekat dengan kepala tiang. Kedua sensor tersebut mempunyai fungsi ganda, masing-masing menerima perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tekan akan merambat dari kepala tiang ke ujung bawah tiang (toe) setelah itu gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju kepala tiang dan ditangkap oleh sensor. Gelombang yang diterima sensor secara otomatis akan disimpan oleh komputer. Rekaman hasil gelombang ini akan menjadi dasar bagi analisa dengan menggunakan program TNOWAVE-TNODLT, di mana gelombang pantul yang diberikan oleh reaksi tanah akibat kapasitas dukung ujung dan gerak akan memberikan kapasitas dukung termobilisasi (mobilized capacity). Hasil Pengujian Angka penurunan yang diambil sebagai immediate displacement (perpindahan sesaat) saat beban mencapai kapasitas dukung dengan faktor keamanan (FK) = 2, dan tidak menyatakan penurunan konsolidasi. Beban kerja yang diharapkan per-tiang adalah 140 ton.
Dari hasil uji pembebanan dinamis meliputi kapasitas dukung termobilisasi, yang besarnya ditentukan oleh beban dan energi, maka kapasitas dukung termobilisasi dengan FK=2 yang dihasilkan dinilai memenuhi target beban rencana dengan penurunan (displacement) dan masih dalam batas yang aman.
sumber : http://bpws.go.id/index.php/pengendalian-mutu/item/206-pengujian-ultrasonic

Sonifikasi

Sonifikasi 

sonikasi adalah suatu teknologi yang memanfaatkan gelombang ultrasonik. Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kHz. Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair, dan gas. Proses sonikasi ini mengubah sinyal listrik menjadi getaran fisik yang dapat diarahkan untuk suatu bahan dengan menggunakan alat yang bernama sonikator. Sonikasi ini biasanya dilakukan untuk memecah senyawa atau sel untuk pemeriksaan lebih lanjut. Getaran ini memiliki efek yang sangat kuat pada larutan, menyebabkan pecahnya molekul dan putusnya sel. 
Bagian utama dari perangkat sonikasi adalah generator listrik ultrasonik. Perangkat ini membuat sinyal (biasanya sekitar 20 kHz) yang berkekuatan ke transduser. Transduser ini mengubah sinyal listrik dengan menggunakan kristal piezoelektrik, atau kristal yang merespon langsung ke listrik dengan menciptakan getaran mekanis dan kemudian dikeluarkan melewati probeProbe sonikasi mengirimkan getaran ke larutan yang disonikasi. Probe ini akan bergerak seiring dengan getaran dan mentransmisikan ke dalam larutan. Probe bergerak naik dan turun pada tingkat kecepatan yang tinggi, meskipun amplitudo dapat dikontrol dan dipilih berdasarkan kualitas larutan yang disonikasi. Gerakan cepat probe menimbulkan efek yang disebut kavitasi. Rangkaian alat sonikasi dapat dilihat pada Gambar I.


Gambar I. Rangkaian Alat Sonikasi

Dalam hal kinetika kimia, ultrasonik dapat meningkatkan kereaktifan kimia pada suatu sistem yang secara efektif bertindak sebagai katalis untuk lebih mereaktifkan atom – atom dan molekul dalam sistem. Pada reaksi yang menggunakan bahan padat, ultrasonik ini berfungsi untuk memecah padatan dari energi yang ditimbulkan akibat runtuhnya kavitasi. Dampaknya ialah luas permukaan padatan lebih besar sehingga laju reaksi meningkat (Suslick, 1989). Semakin lama waktu sonikasi, ukuran partikel cenderung lebih homogen dan mengecil yang akhirnya menuju ukuran nanopartikel yang stabil serta penggumpalan pun semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena gelombang kejut pada metode sonikasi dapat memisahkan penggumpalan partikel (agglomeration) dan terjadi dispersi sempurna dengan penambahan surfaktan sebagai penstabil. 
Daya ultrasonik meningkatkan perubahan kimia dan fisik dalam media cair melalui generasi dan pecah dari gelembung kavitasi. Seperti ultrasonik, gelombang suara disebarkan melalui serangkaian kompresi dan penghalusan gelombang diinduksi dalam molekul medium yang dilewatinya. Pada daya yang cukup tinggi siklus penghalusan dapat melebihi kekuatan menarik dari molekul cairan dan kavitasi gelembung akan terbentuk. Gelembung tersebut tumbuh dengan proses yang dikenal sebagai difusi yang dikoreksi yaitu sejumlah kecil uap (atau gas) dari media memasuki gelembung selama fase ekspansi dan tidak sepenuhnya dikeluarkan selama kompresi. Gelembung berkembang selama periode beberapa siklus untuk ukuran kesetimbangan untuk frekuensi tertentu digunakan. Ini adalah fenomena gelembung ketika pecah dalam siklus kompresi yang menghasilkan energi untuk efek kimia dan mekanik (Gambar II). Pecahnya gelembung kavitasi merupakan fenomena luar biasa yang disebabkan oleh kekuatan suara. Dalam sistem cair pada frekuensi ultrasonik 20kHz setiap pecahnya gelembung kavitasi bertindak sebagai lokal "hotspot" menghasilkan suhu sekitar 4.000 K dan tekanan lebih dari 1000 atmosfer. 


Gambar II. Generasi Acoustic Cavitation
 

Menurut Gogate berkaitan dengan reaksi kimia, kavitasi dapat mempengaruhi hal berikut:
a. Mengurangi waktu reaksi
b. Meningkatkan yield dalam reaksi kimia
c. Mengurangi ”force” suhu dan tekanan
d. Mengurangi periode induksi dan reaksi yang diinginkan
e. Meningkatkan selektivitas
f. Membangkitkan radikal bebas        
 
Sebagai tambahan terhadap timbulnya kondisi-kondisi ekstrem di dalam gelembung juga dihasilkan efek mekanik seperti terjadinya collaps gelembung yang sangat cepat. Hal ini juga sangat penting dalam bidang sintesis dan termasuk juga degassing yang sangat cepat dari kavitasi cairan serta dalam hal pembentukan kristal yang cepat. 

sumber : http://yyuniarti.blogspot.co.id/2015/03/sonikasi.html


Pembersih Ultrasonik

Pembersih Ultrasonik



Apa itu pembersih ultrasonik?
Pembersih ultrasonik adalah alat yang menggunakan ultrasound untuk mengangkat kotoran dari perhiasan Anda. Keunggulan pembersih ultrasonik adalah mampu membersihkan bagian perhiasan yang sulit dijangkau saat membersihkan dengan metode konvensional.

Fungsi Ultrasonic Cleaner
Fungsi Ultrasonic Cleaner - Ultrasonic Cleaner merupakan alat yang berguna untuk membersihkan gelombang ultrasonik pada suatu benda secara tepat dan cepat. Pada dunia kedokteran alat ini berfungsi untuk membersihkan atau mensterilkan peralatannya hingga komponen terkecil. Selain itu alat ini juga dimanfaatkan untuk mencuci jenis perhiasan agar terlihat bersih dan mengkilap.

Gelombang ultrasonik bisa digunakan menggunakan air biasa, akan tetapi tidak akan se-efektif ketika ditambah solvent khusus yang akan membuat efek lebih maksimal. Proses pembersihan pada ultrasonic cleaner sekitar 3 sampai 6 menitan. Dan dengan cepatnya perkembangan alat ukur dan tester saat ini alat ultrasonic cleaner sudah banyak dijual diberbagai toko-toko online maupun perusahaan.

Pembersihan ultrasonik dilakukan dengan gelombang kavitasi yang diinduksikan dengan tekanan frekuensi yang tinggi. Proses agitasi akan menyebabkan tekanan besar pada objek yang melekat seperti gelas, karet, keramik dan plastik. Tekanan akan masuk melalui lubang objek diatas.
Tujuan sebenarnya adalah melakukan pembersihan dari segala kontaminasi yang terdapat pada benda padat. Cairan pembersihnya juga berbeda, tergantung dengan jenis kontaminasinya. Kontaminan ini bisa berupa debu, jamu, bakteri dan masih banyak lagi.

Pembersih ultrasonik ini dapat digunakan untuk berbagai ukuran, jenis dan material alat bantu, dan tidak perlu dipisahkan bagian-bagiannya saat dibersihkan. Sample tidak boleh diletakan pada posisi bawah alat pada saat proses pembersihan, karena mencegah proses cavitasi pada sample tersebut tidak terkena cairan atau air. Oleh karena itu dibutuhkan alat untuk menahan sample diatas bagian bawah.

Ketika memperoleh sistem ultrasonik dengan banyak frekuensi antara 20 sampai 950 kHz, dan dapat dipilih berdasar pekerjaan, jenis dari kontaminan alat yang akan dibersihkan dan tingkat kebersihannya yang akan dicapai.

Standar frekuensi saat pembersihan

  • Frekuensi yang sangat umum dipakai untuk pembersihan berat pada mesin logam berat, tanah yang sangat berminyak bernilai 20-40 kHz.
  • Frekuensi yang berfungsi untuk pembersihan umum dari mesin optik dan sangat baik untuk membersihkan partikel kecil berkisar 4-70kHz.
  • Frekuensi yang dipakai untuk pembersihan ringan secara ultra dari optik, semikonduktor dan disk drive bernilai 70-200 kHz.
sumber : https://passerad.blogspot.com/2017/12/fungsi-ultrasonic-cleaner.html

Terapi Ultrasonik

Terapi Ultrasonik 

Apa itu Terapi Ultrasound

Terapi ultrasound adalah metode pengobatan yang menggunakan teknologi ultrasound atau gelombang suara untuk merangsang jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Walaupun telah lama digunakan di bidang kedokteran untuk berbagai tujuan, teknologi ultrasound lebih dikenal sebagai alat pemeriksaan daripada sebagai alat terapi. Salah satu keuntungan terapeutik dari ultrasound yang belum terlalu dikenal adalah pengobatan cedera otot. Oleh karena itu, terapi ultrasound sering digunakan dalam pengobatan muskuloskeletal dan cedera akibat olahraga.
Keberhasilan penggunaan teknologi ultrasound sebagai alat terapi bergantung pada kemampuannya untuk merangsang jaringan yang ada di bawah kulit dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi, mulai dari 800.000 Hz – 2.000.000 Hz. Efek penyembuhan dari ultrasound pertama ditemukan pada sekitar tahun 1940. Awalnya, terapi ini hanya digunakan oleh terapis fisik dan okupasi. Namun, saat ini penggunaan terapi ultrasound telah menyebar ke cabang ilmu kedokteran lainnya.

Siapa yang Perlu Menjalani Terapi Ultrasound dan Hasil yang Diharapkan

Saat ini, terapi ultrasound lebih banyak digunakan dalam pengobatan cedera muskuloskeletal. Pasien yang dapat memanfaatkan teknologi ultrasound sebagai terapi muskuloskeletal adalah mereka yang menderita penyakit berikut:
  • Plantar fasciitis (peradangan pada fascia plantar di tumit)
  • Siku tenis
  • Nyeri pada bagian bawah punggung
  • Penyakit temporomandibular
  • Ligamen yang terkilir
  • Otot yang tegang
  • Tendonitis (peradangan tendon)
  • Peradangan sendi
  • Metatarsalgia (peradangan sendi metatarsal di telapak kaki)
  • Iritasi sendi facet
  • Sindrom tabrakan (impingement syndrome)
  • Bursitis (peradangan bursa/kantung cairan sendi)
  • Osteoartritis (pengapuran sendi)
  • Jaringan luka
  • Artritis reumatoid
Namun, tergantung pada cara dan tingkat penggunaan terapi ultrasound, terapi ini juga dapat digunakan untuk menangani penyakit yang serius dan kronis seperti kanker. Jenis metode terapi ultrasound antara lain adalah:
  • Lithotripsi (untuk menghancurkan batu di saluran kemih)
  • Terapi kanker
  • Pemberian obat tepat sasaran dengan ultrasound
  • Ultrasound Intensitas Tinggi (High Intensity Focused Ultrasound/HIFU)
  • Pemberian obat dengan ultrasound trans-dermal
  • Penghentian pendarahan (hemostasis) dengan ultrasound
  • Trombolisis dengan bantuan ultrasound
Setelah dipancarkan pada bagian tubuh yang membutuhkan pengobatan, teknologi ultrasound akan menyebabkan dua efek utama: termal dan non-termal. Efek termal disebabkan oleh penyerapan gelombang suara ke jaringan halus tubuh, sedangkan efek non-termal disebabkan oleh microstreaming, streaming akustik, dan kavitasi, atau akibat bergetarnya jaringan yang menyebabkan terbentuknya gelembung mikroskopis.

Cara Kerja Terapi Ultrasound

Terapi ultrasound memiliki banyak tingkat, tergantung pada frekuensi dan intensitas dari suara yang digunakan. Tingkat keragaman yang tinggi ini sangat menguntungkan untuk alat terapeutik karena terapis dapat menyesuaikan intensitas terapi agar sesuai dengan penyakit yang ditangani. Namun pada dasarnya terapi ultrasound bekerja dengan menggunakan gelombang suara yang ketika dipancarkan pada bagian tertentu tubuh dapat meningkatkan suhu dari jaringan tubuh yang rusak.
Untuk pengobatan muskuloskeletal, terapi ultrasound bekerja dengan tiga cara:
  • Mempercepat proses penyembuhan dengan memperlancar aliran darah di bagian tubuh yang mengalami gangguan.
  • Menyembuhkan peradangan dan edema (penimbunan cairan), sehingga dapat mengurangi rasa sakit.
  • Memperlunak jaringan luka
Terapi ultrasound juga dapat digunakan untuk:
  • Menghancurkan timbunan zat asing di dalam tubuh, seperti timbunan kalkulus, mis. batu ginjal dan batu empedu; ketika telah dipecahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, dapat dikeluarkan dari tubuh dengan aman dan mudah
  • Meningkatkan proses penyerapan dan keberhasilan obat di bagian tubuh tertentu, mis. memastikan bahwa obat kemoterapi mengenai sel kanker otak yang tepat
  • Menghilangkan timbunan kotoran ketika tindakan pembersihan gigi
  • Membantu sedot lemak, mis. sedot lemak dengan bantuan ultrasound
  • Membantu dalam skleroterapi atau perawatan laser endovenous, yang dapat digunakan sebagai metode penghilangan varises non-bedah
  • Memicu agar gigi atau tulang dapat tumbuh kembali (hanya ketika menggunakan denyut ultrasound intensitas rendah)
  • Menghilangkan penghalang darah di otak (blood-brain barrier) agar obat dapat diserap tubuh dengan baik
  • Bekerja bersama antibiotik untuk menghancurkan bakteri
Untuk mendapatkan manfaat dari terapi ini, ultrasound harus dipancarkan pada kulit dari bagian tubuh yang mengalami kerusakan dengan menggunakan transduser atau alat yang dirancang khusus untuk terapi ini. Saat gelombang suara telah dipancarkan, gelombang tersebut akan diserap oleh jaringan halus tubuh, seperti ligamen, tendon, dan fascia.
sumber : https://www.docdoc.com/id/info/procedure/terapi-ultrasound

Sonar

Sonar 
1. Sistem Sonar
Beberapa mamalia akan menggunakan daun telinga mereka untuk mengarahkan suara ke dalam saluran pendengarannya. Sistem ini disebut sistem sonar yaitu sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Sonar atau Sound Navigation and Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda.
Daun telinga membantu hewan untuk menentukan arah dari mana suara tersebut datang dan akan dapat mendeteksi suara samar. Mengapa bentuk telinga pada manusia
dan kelelawar berbeda?
Kelelawar merupakan hewan yang mampu mendengarkan bunyi ultrasonik dengan frekuensi diatas 20.000 Hz, Kelelawar ini dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat ia terbang. Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda atau binatang lain yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di tubuh kelelawar, kemampuan kelewar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan ekolokasi. Untuk terbang dan berburu, kelelawar akan memanfaatkan bunyi yang frekuensinya tinggi, kemudian mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar mendengarkan gema, kelelawar tidak dapat mendengar suara lain selain dari yang dipancarkannya sendiri. Lebar frekuensi yang mampu didengar oleh makhluk ini sangat sempit, yang lazimnya menjadi hambatan besar untuk hewan ini karena adanya Efek Doppler.
Berdasarkan Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak (jika dibandingkan dengan benda lain), maka penerima akan menentukan frekuensi yang sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara. Akan tetapi, jika salah satunya bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda dengan yang dipancarkan. Dalam hal ini, frekuensi suara yang dipantulkan dapat jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan demikian, kelelawar tentu akan menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar gema suaranya dari lalat yang sedang bergerak.
Berdasarkan kenyataan, kelelawar dapat menyesuaikan frekuensi suara yang dikirimkannya terhadap benda bergerak seolah sang kelelawar telah memahami Efek Doppler. Misalnya, kelelawar mengirimkan suara berfrekuensi tertinggi terhadap lalat yang bergerak menjauh sehingga pantulannya tidak hilang dalam wilayah tak terdengar
dari rentang suara. Kelelawar akan dapat mendengar dan menentukan posisi dari berbagai benda yang ada di sekitarnya. Sistem ini juga dimiliki oleh lumba-lumba dan paus.
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, lumba-lumba menghasilkan
bunyi dengan frekuensi tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan bunyi yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Gelombang bunyi lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur suatu benda. Pantulan gelombang bunyi tersebut ditangkap di bagian rahang bawahnya
yang disebut “jendela akustik”. Dari bagian tersebut, informasi bunyi diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan bunyi dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka, ukuran dan pergerakannya. Dengan cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi mangsanya. Lumba-lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. Lumba-lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
2. Pemanfaatan Sistem Sonar
Berikut
beberapa pemanfaatan gelombang ultrasonik pada kehidupan manusia:
a) Gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk mengamati janin bayi dalam kandungan, yang dikenal dengan ultrasonografi (USG). Alat ini akan memancarkan berkas ultrasonik ke rahim ibu hamil, kemudian melacak perubahan frekuensi bunyi mantul dari jantung yang berdenyut dan darah yang beredar. Pancaran pendek dari
ultrasonik akan menghasilkan gambar penampang badan manusia. Denyut yang menabrak janin dan tulang belakang akan terpantul. Komputer menyimpan intensitas setiap denyut dan waktu arah gemanya. Berdasarkan data, komputer akan menghitung kedalaman dan lokasi setiap benda yang menghasilkan gema, lalu menampilkan titik cerah pada monitor.
b) Gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit pada manusia, seperti mendeteksi adanya kista pada ovarium.
c) Gelombang ultrasonik juga digunakan untuk menentukan kedalaman dasar lautan yang diperoleh dengan cara memancarkan bunyi ke dalam air. Gelombang bunyi akan merambat menurut garis lurus hingga mengenai sebuah penghalang, misalnya dasar laut. Ketika gelombang bunyi itu mengenai penghalang, sebagian gelombang itu akan dipantulkan kembali ke kapal sebagai gema. Waktu yang dibutuhkan gelombang bunyi untuk bergerak turun ke dasar dan kembali ke atas diukur dengan cermat.
Dengan menggunakan data waktu dan cepat rambat bunyi di air laut, orang\ dapat menghitung jarak kedalaman laut dengan persamaan :
s = (v.t) : 2
Keterangan
s =kedalaman lautan, v = kecepatan gelombang ultrasonik, dan t = waktu tiba gelombang ultrasonik
Alat pada kapal yang disebut transduser akan mengubah sinyal listrik menjadi gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke dasar laut. Pantulan dari gelombang tersebut akan menimbulkan efek gema (echo) dan akan dipantulkan kembali ke kapal dan ditangkap oleh alat detektor.



Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG)


USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendeteksian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.
Prinsip USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).

Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tingi.

Sumber Cahaya

Teknologi radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau bahkan tidak ada sama sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostic imaging berteknologi tinggi ini menggunakan medan magnet, frekuensi radio, dan seperangkat komputer untuk menghasilkan gambar berupa potongan-potongan penampang tubuh manusia. Gambar ini diperoleh dari hasil interaksi antara molekul sel tubuh dan sinyal yang dipancarkan oleh frekuensi radio. Data yang didapat kemudian diolah komputer gambar yang kemudian dicetak dalam bentuk foto.

Citra yang dihasilkan dari USG adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari gelombang ultrasonik apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ tertentu. Echo dari gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan transduser, yang mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk dioleh dan direkonstruksi menjadi suatu citra. Perkembangan tranduser ultrasonik dengan kemampuan resolusi yang baik, diikuti dengan makin majunya teknologi komputer digital serta perangkat lunak pendukungnya, membuat pengolahan citra secara digital dimungkinkan dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3 dimensi dan 4 dimensi sudah mulai dikenal.

sumber : https://bidaniaku.wordpress.com/2013/05/19/pengertian-ultrasonografi-usg/
              http://planetcopas.blogspot.co.id/2012/07/prinsip-kerja-mesin-usg-ultrasonografi.html

Pendengaran Pada Hewan

Pendengaran Pada Hewan

, Ekolokasi atau disebut juga biosonar adalah sonar biologi yang digunakan oleh beberapa jenis binatang. Binatang yang memiliki kemampuan ekolokasi mengeluarkan bunyi dan mendengarkan pantulan bunyi tersebut yang dipantulkan oleh objek-objek yang ada di sekitarnya.
Dengan menggunakan bunyi pantulan tersebut, binatang itu bisa mengidentifikasi keberadaan objek. Ekolokasi digunakan binatang sebagai alat navigasi untuk berkelana atau berburu.
Salah satu binatang yang diketahui memiliki ekolokasi adalah kelelawar. Kelelawar adalah mamalia yang dapat terbang yang berasal dari ordo Chiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap.Kelelawar merupakan hewan malam, atau disebut juga hewan nokturnal.
Ciri-ciri Kelelawar
Karena berwarna hitam pekat, terkadang kelelawar sulit dikenali. Berikut ciri-ciri dari kelelawar.
1. Hewan ini merupakan satu-satunya mamalia yang dapat terbang.
2. Sayapnya terbuat dari kulit tipis.
3. Kulit tipis ini membentang antara tulang-tulang jari dan tulang lengannya.
4. Pada bagian atas tiap-tiap sayap terdapat cakar. Cakar tersebut ia gunakan untuk melekat pada batuan saat merangkak dalam gua tempat tinggalnya. Berbeda dengan makhluk hidup pada umumnya, hewan ini mencari makanan pada malam hari dan tidur pada siang hari.
Bagaimana Cara Kelelawar Mendapatkan Makanan ?
Seperti yang kita ketahui, kelelawar biasanya memakan beberapa jenis makanan seperti buah-buahan, madu, ikan, mamalia kecil, dan reptil.
Meski makanan yang disukainya tergolong umum, tetapi tahukah kamu bagaimana cara kelelawar mendapatkan semua makanan itu dalam kegelapan malam ? Kelelawar mencari makanan dimalam hari dengan mengandalkan sistem deteksi dalam tubuhnya.
Ketika terbang di malam hari, kelelawar menggunakan kombinasi penglihatan, indra pembau, dan indra pendengaran untuk dapat menemukan makanan, keperluan navigasi, dan menghindari tubrukan di udara. Ketika terbang di tempat yang gelap, kelelawar mengeluarkan sonar. Kemampuan-kemampuan inilah yang tergolong dalam ekolokasi. Kelelawar mengeluarkan suara-suara gelombang pendek dengan frekuensi tinggi yang tidak terdengar oleh manusia.
Mekanismenya adalah berupa gelombang bunyi dilepaskan kedepan kelelawar, lalu gelombang ini menumbuk benda-benda keras yang ada di sekeliling kelelawar, kemudian gelombang ini dipantulkan kembali dan didengar oleh telinga kelelawar sebagai gaung.
Dengan menginterpretasikan gaung-gaung ini, kelelawar dapat mengindra arah, jarak, kecepatan terbang, dan ukuran objek-objek yang ada disekitarnya. Informasi inilah yang menjadi alat untuk mencegah terjadinya tubrukan di udara dengan sesamanya, dan mencari mangsa di tempat gelap.


Adapun beberapa hewan lain yang juga memiliki kemampuan ekolokasi diantaranya adalah paus dan lumba-lumba.
sumber : http://www.astalog.com/1241/mekanisme-kelelawar-dalam-proses-ekolokasi.htm

Bagaimana Lumba-Lumba Mendengar?

Lumba-lumba mendengar melalui indra pendengaran canggih. Lumba-lumba mampu mendengar frekuensi yang lebih luas daripada manusia. Oleh karena itu kita bahkan tidak mampu mendengar beberapa suara yang dibuat oleh lumba-lumba.

Indra Pendengaran Lumba-Lumba
Lumba-lumba menggunakan bukaan telinga kecil di kedua sisi kepala mereka untuk mendengarkan gelombang suara. Lubang kecil ini biasa mereka gunakan untuk mendengar ketika mereka tidak berada di dalam air. Untuk mendengar suara di dalam air, mereka menggunakan tulang rahang bawah mereka, dimana nantinya gelombang suara alam dikirimkan ke telinga dalam.
bukaan telinga lumba-lumba yg digunakaan saat berada di atas air
rahang bawah lumba-lumba digunakan sebagai alat pendengaran di dalam air
proses penerimaan gelombang suara pada lumba-lumba

Perbandingan Pendengaran
Lumba-lumba memiliki indra pendengaran jauh lebih tajam daripada manusia, mereka dapat mendengar dg frekuensi jauh lebih luas. Manusia mendengar suara dari 20 Hz hingga 20 KHz sedangkan lumba-lumba dapat mendengar 20Hz sampai 150 KHz. Ini berarti lumba-lumba dapat mendengar tujuh kali lebih baik daripada manusia.

Suara berfrekuensi tinggi tidak berarti mamppu menghantarkan suara jauh di dalam air. Karena ini memiliki panjang gelombang lebih panjang dan energi lebih besar. Suara berfrekuensi lebih rendah mampu menghantarkan lebih jauh. Karenanya paus yg sering berkomunikasi dg suara berfrekuensi rendah mampu berkomunikasi dg jarak lebih jauh (bahkan ratusan kilometer jauhnya!) dibandingkan lumba-lumba yg biasanya berkomunikasi dg frekuensi tinggi.

Fungsi Lumba-Lumba Mengeluarkan Suara
Lumba-lumba dan paus bisa mengeluarkan volakisasi dg bermacam suara, seperti siulan, dengkuran dan klik. Seperti kita, mereka bersuara untuk berkomunikasi dg teman-temannya. Paus yg mengeluarkan frekuensi rendah bahkan mampu berkomunikasi ratusan kilometer jauhnya. Mereka menggunakan suara bukan hanya untuk berkomunikasi, tapi juga untuk "melihat", bahkan dalam kegelapan sekalipun. Hal ini sama apa yg juga terjadi pada kelelawar.
lumba-lumba mengeluarkan suara untuk 'melihat' makanannya


sumber : http://desnaikhsandra.blogspot.co.id/2011/01/bagaimana-lumba-lumba-mendengar.html

Mekanisme Pendengaran Manusia

Mekanisme Pendengaran Manusia

Kita dapat mendengar suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagaimana diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Jelaskan Mekanisme Proses Mendengar pada Manusia?
Proses perjalanan bunyi

Mekanisme proses mendengar sesuai gambar di atas adalah sebagai berikut!
1) Gelombang bunyi diterima daun telinga.

2) Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.

3) Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.

4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran (osikel).

5) Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.

6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.

7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.
Jelaskan Mekanisme Proses Mendengar pada Manusia?
Bagan: Mekanisme Proses Mendengar pada Manusia

Bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi antara 20 - 20 000 getaran/ detik (Hz).

atas pendengaran manusia adalah rentang bunyi yang masih dapat didengar oleh manusia. Manusia hanya dapat mendengar bunyi pada range frekuensi audio saja. Sebagai contoh bila penggaris seperti gambar A dibawah digetarkan kita tak dapat mendengar getarannya, sedangkan bila penggaris pada gambar B digetarkan kita dapat mendengar getarannya. Dari percobaan tersebut menunjukkan bahwa ada bunyi  yang tidak dapat didengarkan oleh manusia dan ada bunyi yang dapat didengarkan oleh manusia. Kondisi tersebut yang dimaksud sebagai batas pendengaran manusia.
Advertisment

Percobaan Untuk Membuktikan Batas Pendengaran Manusia

Batas Pendengaran Manusia

Batas Pendengaran Manusia

Batas pendengaran manusia terhadap bunyi adalah pada bunyi dengan rentang frekuensi audio. Rentang frekuensi audio berdasarkan hasil penelitian, telinga manusia hanya dapat mendengar bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Batas pendengaran telinga manusia untuk menerima bunyi antara frekuensi 20 Hz s.d. 20.000 Hz. Daerah frekuensi ini disebut frekuensi audio (frekuensi pendengaran).
Bunyi dengan getaran antara 20 Hz sampai 20.000 Hz dinamakan audiosonic. Bunyi dengan getaran kurang dari 20 Hz dinamakan infrasonic (infra = bawah, sono = bunyi). Beberapa binatang yang dapat mendengar bunyi infra antara lain jengkerik dan anjing. Bunyi dengan getaran lebih dari 20.000 Hz dinamakan ultrasonic (ultra = lebih, sonic = bunyi). Beberapa binatang yang dapat mendengar bunyi ultrasonik antara lain kelelawar dan lumba-lumba.












sumber : http://www.berpendidikan.com/2015/10/jelaskan-mekanisme-proses-mendengar-pada-manusia.html

fisikazone.com