Senin, 09 Oktober 2017

Hipertensi dan Hipotensi

Hipertensi dan Hipotensi

Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana  tekanan darah mengalami kenaikan  hingga diatas normal yaitu diatas  140/90 mmHg. Nilai normal tekanan  darah seseorang yaitu 120/80 mmHg.  Tekanan darah biasanya naik seiring  dengan bertambahnya usia karena  hilangnya elastisitas pembuluh darah.  Jika tekanand arah tinggi tidak  mendapatkan pengobatan dan  pengontrolan secara teratur, maka  penderita akan mengalami kasus-kasus  yang lebih serius, bahkan hingga  menyebabkan kematian.
stop-drinkingsHipertensi sering disebabkan oleh faktor  sekunder, yaitu karena adanya penyakit  lain yang menyertainya seperti penyakit  ginjal, kelainan hormonal, obat-obatan  tertentu, obesitas, stress dan alkohol.  Selain itu juga hipertensi dapat terjadi  secara primer (hipertensi esensial), yaitu  hipertensi yang penyebabnya  belum/tidak diketahui.
Tekanan darah tinggi memberikan  sebuah ketegangan pada jantung yang  dapat menyebabkan gagal jantung,  pembesaran otot jantung dan kegagalan  katup. Tekanan darah tinggi juga dapat  menimbulkan pecah pembuluh darah  kecil didalam otak, sehingga dapat  memicu terjadinya stroke hemoragik  (perdarahan dalam substansi otak).  Selain itu juga tekanan darah tinggi  dapat menyebabkan gagal ginjal.

Penanganan Hipertensi

Diet Hipertensi
  1. Kandungan garam (Sodium/Natrium)
    Seseorang yang menderita hipertensi  sebaiknya mengontrol asupan garam  yang dikonsumsi. Untuk dapat  mengontrol asupan garam tersebut,  berikut beberapa tips yang dapat  dilakukan :
  • Ketika membeli makanan pilih jumlah  kandungan sodium yang rendah
  • Batasi konsumsi daging dan keju
  • Hindari cemilan yang asin-asin
  • Kurangi pemakaian saus yang  umumnya memiliki kandungan sodium
  • Kandungan Potasium/Kalium
    Suplemen potasium 2-4 gram/hari dapat  membantu menurunkan tekanan darah.  Umumnya potasium banyak ditemukan  pada buah-buahan dan sayuran, seperti  semangka, alpukat, melon, pare, labu  siam, mentimun, lidah buaya, bawang  putih, seledri, dan lain-lain. Selain itu,  kandungan omega-3 juga dikenal sangat  efektif dalam menurunkan tekanan  darah.

Hipotensi

Tanda dan GejalaHipotensi merupakan suatu kondis yang  ditandai dengan tekanan darah yang  berada dibawah normal. Hipotensi  merupakan suatu istilah medis yang  biasa digunakan pada seseorang yang  memiliki tekanan darah kurang dari  90/60 mmHg. Seseorang yang  mengalami tekanan darah rendah sering  mengeluhkan keadaan sering pusing,  sering menguap, penglihatan kurang  jelas (kunang-kunang) terutama setelah  duduk lama kemudian berjalan, keringat  dingin, merasa cepat lelah, bahkan  sampai mengalami pingsan yang  berulang. Pada pemeriksaan secara  umum denyut nadi lemah, penderita  terlihat pucat, hal ini disebabkan oleh  suplai darah yang tidak maksimum  keseluruh jaringan tubuh.
Secara umum hipotensi disebabkan oleh  beberapa hal seperti pendarahan,  pelebaran pembuluh darah karena  infeksi yang meluas, volume darah yang  berkurang, penurunan curah jantung,  dan vasolidatasi pembuluh darah.
Terdapat beberapa tips penanganan yang  dapat dilakukan untuk mengatasi  hipotensi, diantaranya :
  • Minum air dalam jumlah yang cukup  banyak, yaitu antara 8 sampai 10 gelas  per hari. Sesekali minum kopi untuk  memicu peningkatan detak jantung  sehingga tekanan darah akan  meningkat.
    mengonsumsi makanan yang  mengandung kadar garam yang cukup.
  • Lakukan olahraga secara teratur, seperti  berjalan kaki pada pagi hari selama 30  menit. Lakukan minimal 3 kali  seminggu untuk membantu mengurangi  timbulnya gejala.
  • Bagi wanita dianjurkan untuk  menggunakan stocking yang elastis.
  • Pemberian obat-obatan yang dapat  meningkatkan tekanan darah hanya  dilakukan jika gejala hipotensi yang  dirasakan benar-benar mengganggu  aktivitas sehari-hari. Selain itu dokter  hanya akan memberikan vitamin  (suport/placebo) serta beberapa saran  yang dapat dilakukan oleh penderita.
  • Gejala Hipotensi

    Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi juga tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika tekanan darah cukup rendah, kemungkinan besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.
    • Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.
    • Pusing.
    • Lemas.
    • Mual.
    • Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
    • Pandangan buram.
    • Pucat dan badan dingin.
    • Napas pendek atau cepat.
    • Pingsan.
    • Dehidrasi.
    Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya Anda segera duduk atau berbaring, minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang Anda lakukan. Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat.
    Jika Anda sering mengalami gejala hipotensi seperti yang disebutkan di atas, temui dokter untuk mengukur tekanan darah Anda dan memeriksa apakah ada penyakit tertentu yang menyebabkan timbulnya gejala seperti hipotensi.

    Penyebab Hipotensi

    Sebenarnya tekanan darah bisa berubah sepanjang hari, tergantung kepada kegiatan yang sedang dilakukan dan hal ini dianggap normal.
    Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah seseorang rendah, seperti faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.
    Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang sedang rileks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.
    Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.

    Penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu

    Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di antaranya adalah:
    • Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat Anda berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi ortostatik mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30 mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
    • Neurally mediated hypotension. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama, hingga aliran darah berkumpul pada bagian bawah tubuh.
    • Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare.
    • Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan tekanan darah, seperti obat antidepresi, obat anti-hipertensi seperti alpha-blocker dan beta-blocker, obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE Inhibitor) hingga obat diuretik.
    • Anemia. Anemia merupakan kondisi di mana kandungan hemoglobin di dalam darah rendah. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
    • Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah karena sistem peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.
    • Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit Addison menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa berdampak pada keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan darah.
    • Penyakit saraf. Penyakit saraf seperti penyakit Parkinson dapat menyebabkan hipotensi ketika menjangkiti sistem saraf yang mengontrol fungsi tubuh otonom seperti mengendalikan tekanan darah.
    • Perdarahan hebat. Hilangnya darah dalam jumlah besar dalam tubuh akan menurunkan asupan darah ke jaringan-jaringan di tubuh, sehingga tekanan darah tubuh akan menurun drastis. Ini merupakan kondisi mengancam nyawa yang memerlukan penanganan medis secepatnya.
    • Penyakit jantungPenyakit kronis seperti penyakit jantung menyebabkan darah tidak bisa dipompa dengan baik oleh jantung ke seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan darah pun menurun.
    • Infeksi darah (Sepsis). Sepsis terjadi ketika infeksi yang terjadi dalam jaringan mulai memasuki aliran darah. Akibatnya, tekanan darah akan menurun drastis. Kondisi ini mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis secepatnya.
    • Reaksi alergi yang parah (anafilaksis). Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal yang sangat, sesak napas, dan tekanan darah menurun drastis.

    Diagnosis Hipotensi

    Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk mendiagnosis hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mengukur tekanan darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang tepat.
    • Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.
    • Istirahat minimal 5 menit.
    • Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.
    Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk mendiagnosis penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan sekaligus menentukan perawatan yang tepat, yaitu:
    • Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan struktur jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta detak jantung yang tidak teratur.
    • Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
    • Tes latihan stres. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan dengan berjalan di treadmill.
    • Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jika pasien mengalami anemia atau diabetes.
    • Valsalva Maneuver. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas panjang kemudian menutup hidung dan membuang napas melalui mulut, seperti Anda meniup suatu balon yang sangat kaku. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kondisi sistem saraf autonomi pernapasan.
    • Tes kemiringan tegak lurus (tilt table test). Tes ini biasa dilakukan bagi pasien hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri.

Lalu, Lebih berbahaya mana, Hipertensi  atau Hipotensi ?

Menurut slah satu penelitian, hipertensi  memang lebih berbahaya daripada  hipotensi. Dari penelitian tersebut  menyimpulkan bahwa tekanan darah  rendah (hipotensi) memiliki harapan  hidup yang lebih tinggi dibandingkan  dengan orang tekanan darah normal.  Penelitian lain juga menegaskan bahwa  orang yang mengalami hipotensi sejak  kecil usianya relatif lebih panjang dan  lebih sehat. Hipotensi akan menjadi  masalah jika terjadi pada usia dewasa,  dan penderita awalnya dalam keadaan  sangat sehat.
Tetapi, tekanan darah yang terlalu  randah juga tidak baik dan dapat  membahayakan jiwa. Seseorang yang  tekanan darahnya terlalu rendah  darahnya tidak akan mampu dipompa  keseluruh tubuh. Dengan demikian, sel- sel tubuh akan kekurangan nutrisi dan  oksigen yang lama kelamaan bisa  menyebabkan kematian jaringan.
sumber : http://www.alodokter.com/hipotensi & http://www.obathipertensi.info

0 komentar:

Posting Komentar